Daftar Isi
Tari Landok Sampot merupakan tari persembahan yang ditampilkan sebagai tanda penghormatan kepada tamu atau orang yang dimuliakan dalam sebuah upacara adat. Dalam sejarahnya, tarian ini digunakan untuk menyambut kalangan raja-raja atau ditarikan di kalangan masyarakat dengan persetujuan raja. Contoh upacara yang menggunakan tarian ini antara lain adalah upacara perkawinan dan khitan. Tarian ini mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Kluet dalam menghormati tamu dan orang yang dimuliakan.
Seiring berjalannya waktu, Tari Landok Sampot mengalami perubahan dalam fungsi dan makna. Kini, tarian ini tidak hanya digunakan dalam upacara adat, tetapi juga untuk menyambut tamu kenegaraan meskipun bukan orang Kluet. Hal ini menunjukkan bahwa tarian ini tetap relevan dalam konteks modern dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. Selain sebagai bentuk penghormatan, tarian ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya Kluet kepada dunia luar.
Makna dari Tari Landok Sampot juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas masyarakat Kluet. Melalui tarian ini, masyarakat Kluet menunjukkan rasa kebanggaan mereka terhadap budaya dan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Dengan demikian, Tari Landok Sampot tidak hanya berfungsi sebagai tarian hiburan, tetapi juga sebagai simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Kluet.
Tari Landok Sampot dimainkan oleh delapan orang laki-laki dewasa, diiringi oleh seorang penyair dan seperangkat alat musik yang terdiri dari Siling, Gong, dua canang, dan dua genderang. Gerakan tarian ini menggambarkan perkelahian antara dua pemuda yang memperebutkan seorang putri raja. Ada lima bagian gerakan dalam tarian ini: Landok Kedidi, Landok Kedayung, Landok Sembar Keluakai, Landok Sampot, dan Landok Pedang. Setiap gerakan memiliki makna dan keunikan tersendiri yang mencerminkan nilai-nilai budaya Kluet.
Gerakan Landok Kedidi misalnya, menampilkan gerakan cepat seperti burung kedidi yang melompat riang dengan tempo cepat. Sedangkan Landok Kedayung menggambarkan gerakan gemulai seperti mendayung sampan. Gerakan Landok Sembar Keluakai menampilkan gerakan cepat, tangkas, dan dinamis seperti burung elang yang menyambar. Landok Sampot menampilkan gerak melecut dan memukul dengan menggunakan bambu seperti tangkai pancing tradisional, sementara Landok Pedang menunjukkan ketangkasan dan kekebalan penari dengan menggunakan pedang.
Musik pengiring yang digunakan dalam Tari Landok Sampot juga memiliki peran penting dalam memperkuat suasana dan makna dari setiap gerakan tarian. Perpaduan antara Siling, Gong, canang, dan genderang menciptakan irama yang khas dan mendalam, sehingga penonton dapat merasakan keindahan dan kekuatan dari tarian ini. Dengan demikian, Tari Landok Sampot bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga sebuah persembahan budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur masyarakat Kluet.