Sahabat Informasi

Temukan Pengetahuan Terbaru dan Terpercaya di SahabatInformasi.com

Novel Jayaning Majapahit: Gajah Mada dan Sejarah Majapahit

Novel ini awalnya berfokus pada Gajah Mada sebagai Mahapatih Majapahit

Ilustrasi Raja Majapahit, Gajah Mada
Ilustrasi Raja Majapahit, Gajah Mada
Author: Regina
Sumber: RRI
Keterangan: Nama Gajah pada Patih Gajah Mada kemungkinan bukanlah nama asli, melainkan julukan atau nama jabatan yang menggambarkan kekuatan dan keberanian. Menurut beberapa sumber, Gajah mungkin merujuk pada sifat atau karakteristik seperti gajah, yaitu kuat dan perkasa. Sementara itu, Mada diyakini berasal dari nama desa atau wilayah asal Gajah Mada, yaitu Desa Maddha di kaki Gunung Semeru.

Pada tahun 2014, Agus S. Soerono menerbitkan novel sejarah berjudul 'Jayaning Majapahit: Kisah Para Kesatria Penjaga Samudra'. Buku setebal 155 halaman ini menceritakan tentang Kerajaan Majapahit, terutama setelah Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapanya. Sumpah ini dilakukan untuk menyatukan Nusantara dan menjadi langkah awal memperkuat armada laut Majapahit.

Gajah Mada sendiri dikenal sebagai panglima perang dan Mahapatih Majapahit yang sangat berpengaruh, berhasil mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.

Daftar Isi

Armada laut Majapahit menggunakan meriam cetbang, senjata yang merupakan sisa serbuan pasukan Mongol yang dipukul mundur oleh Raden Wijaya. Uniknya, hingga kini tidak ada catatan sejarah yang jelas tentang arti kata "cetbang", namun senjata ini diyakini populer sebagai senjata jarak jauh.

Meriam cetbang berbahan besi ini dimodifikasi dan diproduksi sesuai kebutuhan Majapahit. Proses metalurginya melibatkan peleburan besi pada suhu lebih dari 1.500°C dan pencetakan menjadi meriam dengan panjang rata-rata 1-3 meter.

Invasi Dinasti Yuan melalui jalur laut dilakukan sebagai balasan terhadap Raja Kertanegara dari Singasari yang menolak membayar upeti Tiongkok. Namun, pasukan Mongol menghadapi pemberontakan di Kediri yang dipimpin Jayakatwang, sehingga Raja Kertanegara terbunuh.

Raden Wijaya, dibantu pasukan bekas sekutu Majapahit, berhasil memukul mundur tentara Dinasti Yuan dengan menggunakan meriam cetbang. Sejak itu, meriam yang ditinggalkan pasukan Mongol diambil, dimodifikasi, dan diproduksi oleh Majapahit.

Novel ini awalnya berfokus pada Gajah Mada sebagai Mahapatih Majapahit, namun kemudian beralih ke kisah Raden Wijaya. Pembaca diperkenalkan pada peran Arya Wiraraja yang membantu Raden Wijaya meski berada jauh di Madura, karena merasa berhutang budi pada Sri Kertanegara.

Dengan alur yang berkilas balik, novel menyajikan sejarah Majapahit, pertempuran, dan strategi para kesatria, mengakhiri cerita di bagian klimaks dengan kisah yang bersambung, membuat pembaca penasaran akan kelanjutannya.

Oleh Regina, Kamis, 04 September 2025

Related Posts

Hiburan